cerita dewasa 2015,cerita nakal,ngewek,hot,panas,birahi,xxx,sex,mesum,ngeres,ngentot tante,cerita XXX abg,smp,sma,jilbab,ibu2,sedarah,perkosaan
Cerita Seks - Cicipi Memek Kakak Kandung, Kumpulan Cerita Seks Terupdate, Cerita Seks - Cicipi Memek Kakak Kandung.
Cerita Seks Lasmi dan Mertuanya
Lasmi adalah bekas istri sepupuku yang bercerai karena setelah setahun menikah keduanya sudah tidak saling cocok lagi. Maklum, mereka menikah masih sangat muda, Lasmi 20 tahun sedang sepupuku 22 tahun. Ditambah lagi kedua orang tua sepupuku kurang menyukai Lasmi karena sekalipun cantik tapi Lasmi dianggapnya bukan berasal dari keluarga ningrat. Setelah bercerai Lasmi semula bekerja di Panti Pijit tapi hanya sebentar sebelum dia mendapat pekerjaan sebagai staf administrasi di sebuah kantor Swasta. Karena dia memang cantik maka cepat saja dia dapat menarik hati seorang pemuda yang cukup kaya.
Mas Indra nama pemuda itu, anak dari Direktur perusahaan itu yang
tergila-gila pada Lasmi. Akan tetapi yang pertama kali tertarik pada
Lasmi justru Pak Suryo, ayah Mas Indra. Laki-laki yang pernah menjadi
langganan pijit Lasmi ini rupanya ada hati pada janda cantik ini dan
dialah yang membujuk Lasmi untuk bekerja sebagai staf di kantornya.
Lasmi sendiri tidak mengira bahwa Mas Indra nekat melamarnya sebagai
istri tapi meskipun kurang sreg diterima juga lamaran itu karena Mas
Indra orangnya cukup ramah sehingga Lasmi juga cukup senang. Apalagi
berikutnya dia juga sangat dimanja sekali oleh kedua mertua barunya di
mana dia diajak tinggal serumah. Tapi, justru karena kelewat akrab dan
manja teristimewa dengan Pak Suryo mertua lakinya maka terjadilah kontak
terlarang di antara keduanya.
Pak Suryo adalah seorang pengusaha
yang cukup kaya. Perusahaannya ada dua dan untuk mengawasinya dia
berkantor di sebuah rumah yang disewa tepat di sebelah kiri rumah
tinggalnya sendiri, sedang di sebelah kanannya lagi adalah rumah yang
diperuntukkan bagi pasangan Mas Indra dan Lasmi. Sementara itu Bu Suryo
mengusahakan sebuah Mini market yang juga tidak jauh dari situ.Melihat
dari kesibukan tugas masing-masing keluarga maka Lasmi memang lebih
banyak waktu berdua dengan Pak Suryo. Karena selain masih tetap
meneruskan bekerja di kantor Pak Suryo, Lasmi juga boleh dibilang
tinggal serumah dengan Boss yang sudah jadi mertuanya ini. Masing-masing
rumah mereka hanya dibatasi oleh dinding dan ada pintu penghubung yang
selalu terbuka diantaranya. Nah, selain kesempatan selalu bertemu yang
leluasa, juga sikap manja-manja genit Lasmi kepada mertua lakinya yang
kalau sedang bercanda berdua sudah meningkat bebas terlupa batas sampai
saling berpeluk-pelukan, tentu saja memancing nafsu birahi terpendam
sang mertua kepada menantunya ini. Maklum kebiasaan genit terpengaruh
lingkungan Panti Pijit masih melekat pada Lasmi, teristimewa kepada
laki-laki setengah umur seusia Pak Suryo.
Gairah kelelakian Pak
Suryo yang terpendam kepada Lasmi memang menuntut karena sang menantu
makin dipandang makin menggiurkan saja. Ditahan makin lama makin meluap
dan ketika dicoba mengutarakannya dengan memancing-mancing sambil
mengobral banyak pemberian nampaknya tidak ada penolakan dari Lasmi,
dengan sendirinya kelanjutan ke arah hubungan terlarang ini menjadi
semakin mulus.
Tidak bisa disalahkan, Lasmi yang latar
belakangnya binal kalau sudah terlalu dekat apalagi sudah terlalu banyak
dibanjiri hadiah sang mertua, maka kesadarannya pun cepat saja jadi
buntu ketika itu. Jelas, karena sebenarnya bukan baru dimulai saat itu
saja tapi dari awalnya Lasmi memang sudah diincar oleh Pak Suryo dan
Lasmi sendiri juga sudah menaruh perasaan tertarik kepada bossnya yang
simpatik ini. Cuma saja karena keburu diserobot duluan oleh Mas Indra
yang lebih ngotot maka perasaan hati keduanya sempat tersendat dan
sekarang mulai terungkit kembali. Menggelegak semakin hari semakin
matang sampai kemudian di suatu sore yang merupakan penentuan ketika Pak
Suryo mencoba sedikit nekat untuk menangkap menantu cantik ini dalam
pelukannya tapi kali ini disertai dengan menyosor bibir Lasmi.
“Hffmm.. hghh..” Lasmi mengejang tersumbat mulutnya oleh lumatan nafsu
Pak Suryo tapi begitupun dia tidak berontak. Ada beberapa saat dia ikut
terhanyut dalam asyiknya berciuman bergelut lidah dan ketika cukup untuk
saling melepas, terlihat air mukanya merah merona.
“Bapak nekatt..” komentarnya malu-malu geli.
“Abisnya kamu ngegemesin Bapak sih..”
Vegas388-Banner-Besar-2
Itu awal pertama percobaan Pak Suryo. Tentu saja melihat ada lampu hijau seperti ini jelas membuatnya lebih berani lagi. Dia sudah mulai mencari simpati dengan cerita tentang Bu Suryo yang mulai kurang memberinya kebutuhan penyaluran seks. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi dari mimik wajah Lasmi tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada kesempatan hari berikutnya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi kali ini sambil sebelah tangannya menggerayangi bagian-bagian kewanitaan Lasmi, mulai dari kedua susunya sampai kemudian menyusup ke selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tidak ada penolakan dari sang menantu cantik ini. Seperti yang pertama Lasmi juga membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan segera dia minta melepas ciuman.
“Bapak nekatt..” komentarnya malu-malu geli.
“Abisnya kamu ngegemesin Bapak sih..”
Vegas388-Banner-Besar-2
Itu awal pertama percobaan Pak Suryo. Tentu saja melihat ada lampu hijau seperti ini jelas membuatnya lebih berani lagi. Dia sudah mulai mencari simpati dengan cerita tentang Bu Suryo yang mulai kurang memberinya kebutuhan penyaluran seks. Dan ternyata meskipun tidak terucapkan tapi dari mimik wajah Lasmi tertangkap oleh Pak Suryo bahwa sang menantu ini mulai terpengaruh prihatin kepadanya. Terbukti ketika pada kesempatan hari berikutnya dia mengulang lagi memeluk dan mengajak berciuman tapi kali ini sambil sebelah tangannya menggerayangi bagian-bagian kewanitaan Lasmi, mulai dari kedua susunya sampai kemudian menyusup ke selangkangan, meremas gemas bukit vaginanya, lagi-lagi tidak ada penolakan dari sang menantu cantik ini. Seperti yang pertama Lasmi juga membiarkan sebentar dan ikut terhanyut oleh ajakan berciuman yang hangat bernafsu ini, hanya saja ketika terasa akan terlupa daratan segera dia minta melepas ciuman.
“Pak jangan sekarang.. Lasmi
takut kalo ketauan..” bisiknya cemas karena sudah terasa jari nakal Pak
Suryo menyusup mengorek-ngorek di celah kemaluan di bagian klitorisnya.
Mendapat peringatan ini Pak Suryo pun seperti tersadar dan melepaskan
Lasmi.
“Heehh.. nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamarmu, ya?” katanya masih sempat memesan.
Lasmi hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Suryo yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hatinya lega karena yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat meniduri menantu cantik ini.
“Heehh.. nanti kalau ada kesempatan Bapak ke kamarmu, ya?” katanya masih sempat memesan.
Lasmi hanya mengiyakan dan segera berlalu dari situ meninggalkan Pak Suryo yang meskipun masih nampak penasaran tapi dalam hatinya lega karena yakin bahwa pada kesempatan berikut tentu dia pasti dapat meniduri menantu cantik ini.
Suatu hari Mas Indra akan dinas
keluar kota, pagi-pagi buta itu Lasmi sudah kembali naik tidur setelah
mengantar Mas Indra cuma sampai di pintu kamar untuk berangkat ke
airport. Membanting tubuhnya lemas karena Mas Indra masih sempat
mengajaknya bermain cinta sesaat sebelum berangkat.Ketika setengah
layap-layap itulah dia dihampiri Pak Suryo yang masuk ke kamarnya tanpa
sepengetahuannya. Begitu datang Pak Suryo yang rupanya sudah lama
menunggu kesempatan baik ini langsung ikut naik berbaring dan mulai
menggerayangi tubuh Lasmi yang masih bertelanjang bulat dan hanya
menutupi tubuh atasnya dengan sehelai kain. Lasmi sempat mengira bahwa
itu Mas Indra lagi tapi segera tersadar karena perbedaan yang nyata di
antara kedua lelaki itu. Mas Indra agak kecil sedang Pak Suryo yang
pendek itu besar gempal tubuhnya. Lasmi jadi kaget.
“Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa.”
“Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan.”
“Abis nggak kedengaran masuknya, tapi Ibu mana Pak?” kata Lasmi yang karena merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksudnya akan mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra.
“Ibu masih pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini..” tukas Pak Suryo yang rupanya sudah tidak sabaran lagi langsung menahan Lasmi bangun.
“Ehh Bapakk?! kaget aku Paak.. kirain siapa.”
“Ah masak sama Bapak nggak kenal, kan Bapak sudah pernah bilang mau nyusul ke sini kalo ada kesempatan.”
“Abis nggak kedengaran masuknya, tapi Ibu mana Pak?” kata Lasmi yang karena merasa tidak bisa menghindar lagi, dia bergerak bangun maksudnya akan mencuci dulu bekas-bekas dengan Mas Indra.
“Ibu masih pules, nggak bakalan tau kalau Bapak ke sini..” tukas Pak Suryo yang rupanya sudah tidak sabaran lagi langsung menahan Lasmi bangun.
Tanpa
memberi kesempatan bicara bagi Lasmi, dia sudah menyerbu perempuan itu
dengan bernafsu. Mencium langsung melumat bibirnya sambil dibarengi
remasan-remasan gemas di mana pun bagian tubuh sang menantu yang cantik
menggiurkan ini terpegang tangannya. Lasmi gelagapan sesaat, tapi
lagi-lagi dia mengalah mencoba mengerti emosi nafsu laki-laki setengah
umur yang menurut pengakuan kepadanya sudah jarang diberi penyaluran
seks oleh istrinya. Pasrah saja dia membiarkan Pak Suryo dan malah ikut
mengimbangi lumatan laki-laki itu sama bernafsunya meskipun
kelanjutannya agak membuat risih juga karena serbuan-serbuan Pak Suryo
benar-benar kelewat rakus. Dari saling bertemu bibir ciuman Pak Suryo
menurun melanda kedua susunya, di sini hanya berhenti beberapa saat
untuk mengisap kedua puncak bukit kembar itu dan sebentar menjilati
putingnya lalu kemudian diteruskan lebih ke bawah melewati perut Lasmi
yang sudah menggembung empat bulan itu sampai kemudian mendarat di
vaginanya.
Ini yang agak terasa kurang sreg bagi Lasmi karena Pak
Suryo seperti pura-pura lupa bahwa lubang itu masih belum sempat
dicucinya, tapi dia enak saja mengerjai bagian itu dengan
jilatan-jilatannya bahkan juga disedot-sedotnya. Mau dia mencegah tapi
Pak Suryo masih lebih ngotot di situ malah semakin coba ditolak, semakin
keras juga Pak Suryo bertahan. Terpaksa Lasmi diam saja sampai akhirnya
dia sendiri terbawa tidak perduli karena vaginanya yang dikerjai mulut
lelaki memang merangsang nafsunya dengan cepat.
“Aasshhg..
hngghh.. sshhg..” kontan melintir, bergeliat-geliat dia oleh kilikan
jilatan di klitorisnya yang begitu menggelitik geli-geli enak dan
sodokan-sodokan ujung lidah di lubangnya yang begitu membuatnya
penasaran, sementara Pak Suryo tambah bersemangat memainkan kepintaran
mulutnya. Menyosor seolah-olah ingin menyembunyikan wajahnya tenggelam
di lubang menganga milik menantunya ini. Padahal Lasmi baru saja
terpuaskan dalam sanggama bersama Mas Indra, tapi rangsangan sang mertua
ini begitu luar biasa menaikkan kembali birahi nafsunya seolah-olah
tenaga untuk bercinta datang berlipat ganda. Masih beberapa saat Pak
Suryo membakar bara nafsu Lasmi, baru ketika dilihatnya sang menantu
cantik ini sudah matang dituntut birahinya di situlah Pak Suryo berhenti
dan mempersiapkan batangannya. Sudah cukup tegang, tinggal membasahi
sedikit dengan ludahnya untuk kemudian dituntun menempel di mulut
lubang, langsung ditusuk masuk.
“Hhgghh..” sekali lagi Lasmi
mengejang kali ini oleh sodokan penis Pak Suryo. Tapi karena sudah cukup
siap dia bisa langsung menerima batang yang sebenarnya masih asing
baginya. Malah tuntutannya kepingin cepat terpenuhi, dia pun ikut
menyambut dengan memutar pantatnya membuat batang Pak Suryo terasa
seperti disedot masuk, cepat saja amblas ke mulut vagina yang lapar itu.
Tapi begitu tertanam dalam, mulutnya langsung menganga kaku menahan
pinggang Pak Suryo agar sodokan jangan berlanjut dan ini dipenuhi Pak
Suryo karena memang batangnya sudah tertanam habis. Menunggu sesaat
sampai Lasmi kelihatan sudah agak mengendor barulah Pak Suryo menyambung
dengan gerak memompa keluar masuk penisnya pelan-pelan.
Lasmi
sendiri masih sedikit tegang wajahnya dalam usaha menyesuaikan diri
dengan sodokan-sodokan Pak Suryo tapi cuma sebentar, karena rasa baru
yang diterimanya cepat saja membuainya, sama cepat seperti barusan dia
dirangsang mulut Pak Suryo di vaginanya. Ada yang luar biasa pada milik
mertuanya ini sehingga Lasmi mengalihkan pandangannya ke bawah ingin
lebih jelas apa yang menjadi penyebabnya. Karena bukan hanya bisa
membuat daya rangsangan yang begitu besar dengan teknik mulutnya tapi
juga memberi pemenuhan yang pas untuk tuntutannya. Yaitu dari dalamnya
batang yang menyumbat lubang vaginanya terasa ukurannya agak berlebih
dari yang biasa dialaminya dengan Mas Indra.
Pak Suryo bisa
membaca pikiran Lasmi. Dia merenggang sedikit dan mencabut batangnya
agak panjang memberi kesempatan Lasmi memperhatikannya. Meskipun tidak
terlalu jelas karena ruangan hanya diterangi lampu dinding kecil tapi
masih bisa tertangkap mata Lasmi yang begitu melihat langsung meringis
wajahnya.
“Hhssh Bapaakk.. dalemm bangett Paak..” spontan keluar
komentar kagumnya memaksudkan penis Pak Suryo yang memang lebih panjang
meskipun tidak lebih besar dari milik Mas Indra. Memang, Lasmi sudah
pernah tidur dengan beberapa lelaki tapi dia mengakui juga ukuran penis
sang mertua yang cukup mantap ini.
“He.ehh.. tapi kan nggak
sakit?” kata Pak Suryo sambil menurunkan tubuhnya agak menempel karena
khawatir dengan ukuran panjangnya ini Lasmi berubah pikiran minta batal
sampai di sini. Padahal tidak perlu. Lasmi cuma berkomentar bukan
berarti ngeri. Justru dia merasa batang itu memberi keasyikan lebih
dengan ukurannya yang tidak seperti biasa didapat dari suaminya.
Terbukti ketika Pak Suryo mulai menggesek baru dua tiga gerakan ternyata
sudah mendapat sambutan menyenangkan dari si cantik yang segera jadi
bergairah merangkul leher Pak Suryo berikut kedua kakinya naik membelit
paha sebagai tanda bahwa dia menyukai disetubuhi penis Pak Suryo ini.
Inipun jelas terbaca dari mimik muka Lasmi, malah tidak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak Suryo yang karena cukup berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi.
“Gimana rasanya.. sakit nggak?”
“Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini.” jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
“Apanya yang enak?”
“Ngg.. kontoll Bapak..” jawab Lasmi genit-genit senang.
Mendengar ini tentu saja Pak Suryo jadi lega dan leluasa sudah dia bermain menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.
Cerita Sex Indonesia
Memang ada perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas Indra seperti masih ada gengsi-gengsian yang membatasinya kurang begitu saling terbuka, tapi dengan Pak Suryo biarpun baru kali ini, entah mungkin karena Lasmi sudah biasa bermanja-manja dengan pengalaman lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit dan bersikap kebapakan, maka rasanya dia tidak sungkan-sungkan dan malu lagi mengutarakan apa yang dialaminya saat ini, teristimewa waktu mencapai orgasmenya yang diikuti juga oleh Pak Suryo.
Inipun jelas terbaca dari mimik muka Lasmi, malah tidak sungkan-sungkan mengutarakannya ketika dipancing Pak Suryo yang karena cukup berpengalaman jelas bisa membaca gelagat Lasmi.
“Gimana rasanya.. sakit nggak?”
“Nggak.. enak malah Pak, geli sampe ke dalem-dalem sini.” jawabnya sambil mengusap-usap perut atasnya.
“Apanya yang enak?”
“Ngg.. kontoll Bapak..” jawab Lasmi genit-genit senang.
Mendengar ini tentu saja Pak Suryo jadi lega dan leluasa sudah dia bermain menggoyang penisnya yang disambut Lasmi dengan juga mengimbangi mengocok vaginanya. Masing-masing tenggelam menikmati asyiknya senggama dalam suasana yang cepat sekali akrab, sama-sama lupa tentang status hubungan mereka antara anak menantu dan mertuanya.
Cerita Sex Indonesia
Memang ada perbedaan pada kedua lelaki lawan mainnya ini. Bersama Mas Indra seperti masih ada gengsi-gengsian yang membatasinya kurang begitu saling terbuka, tapi dengan Pak Suryo biarpun baru kali ini, entah mungkin karena Lasmi sudah biasa bermanja-manja dengan pengalaman lalunya yang umumnya laki-laki tua berduit dan bersikap kebapakan, maka rasanya dia tidak sungkan-sungkan dan malu lagi mengutarakan apa yang dialaminya saat ini, teristimewa waktu mencapai orgasmenya yang diikuti juga oleh Pak Suryo.
“Paak ennakk Paak.. Iyya.. Duhh Bapaak dalem
bangett masuknya Paakk.. Aaa.. dikorek-korek gitu Lasmi pengenn
kluarrin.. Ayyo Pakk.. adduuh.. Iyya ayyo aahhgh.. sshgh.. hghrf..
ennaak punyamu Lass.. Bapakk juga kluaarr.. sshmmh..”
Tapi
hubungan lama-lama semakin nekat. Tidak hanya waktu suasana rumah sepi
tapi sekalipun suaminya sedang ada di rumah pun Lasmi berani juga
mencuri-curi waktu bercinta dengan Pak Suryo.Ceritanya hari itu
menjelang maghrib Mas Indra sudah berdua dengan Lasmi di dalam kamar
ketika tidak lama kemudian Pak Suryo pulang dari kerjanya. Seperti biasa
Bu Suryo baru akan pulang dari mini marketnya menjelang larut malam.
Kedua pasangan muda itu sudah akan bermain cinta, masing-masing sudah
saling terangsang dan baru saja akan mulai tiba-tiba terdengar pintu
kamar diketok. Spontan Lasmi terburu-buru berpakaian dan keluar dari
kamar, ternyata Pak Suryo yang ada di depan situ. Dia rupanya akan
meminta pijit dari Lasmi tapi ketika diberi tahu bahwa Mas Indra sedang
ada di kamar, Pak Suryo pun membatalkan niatnya.
Masuk ke kamar lagi Lasmi langsung tersenyum geli kepada Mas Indra.
“Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dia minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas masih ada di kamar, Bapak jadi batal.”
“Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, nanti baru ke sini lagi kan juga masih sore.”
“Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?”
“Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kamu nggak ngikutin kan nggak enak jadinya.”
Mendengar ini Lasmi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga.
“Mas sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi Mas nggak mau ngasih, aku marah beneran.” katanya dengan mimik muka cemberut tapi sebenarnya dalam hati girang bukan main.
“Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kamu abis dari sana.”
Bukan main, gayanya seperti berat terpaksa tapi sebenarnya inilah yang diharapkan Lasmi. Karena begitu menyusul Pak Suryo di kamarnya dia sudah langsung meloncat dan memeluk dengan wajah girang. Pak Suryo sendiri baru selesai membuka bajunya tinggal celana dalam dan masih berdiri di samping tempat tidur ketika itu.
“Barusan Bapak yang ngetok pintu. Dia minta tolong dipijitin tapi begitu kukasih tau Mas masih ada di kamar, Bapak jadi batal.”
“Oh ya? Ya udah, ke sana aja dulu pijetin Bapak, nanti baru ke sini lagi kan juga masih sore.”
“Idih Mas gimana sih. Masak aku musti ke sana duluan, lalu Mas sendiri gimana dong?”
“Nggak gitu, soalnya barusan kan Bapak mungkin lagi pegel minta dipijit, kalo kamu nggak ngikutin kan nggak enak jadinya.”
Mendengar ini Lasmi berlagak pasang muka ragu sebentar tapi kemudian beranjak juga.
“Mas sih bukannya tadi-tadi ngasihnya.. Awas lho kalo aku dateng lagi Mas nggak mau ngasih, aku marah beneran.” katanya dengan mimik muka cemberut tapi sebenarnya dalam hati girang bukan main.
“Nggak usah kuatir, pasti Mas kasih kalo kamu abis dari sana.”
Bukan main, gayanya seperti berat terpaksa tapi sebenarnya inilah yang diharapkan Lasmi. Karena begitu menyusul Pak Suryo di kamarnya dia sudah langsung meloncat dan memeluk dengan wajah girang. Pak Suryo sendiri baru selesai membuka bajunya tinggal celana dalam dan masih berdiri di samping tempat tidur ketika itu.
“Lo, lo, lo, kok cepet sekali ke sininya. Gimana bilangnya sama Indra?” tanya Pak Suryo heran.
“Las bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Indra ngasih ijin ke sini.”
“Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kamu lagi kusut, baru mau maen apa udah selesai?”
“Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu..”
“Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran.”
“Malah kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep lagi.” kata Lasmi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Suryo.
“Jadi, lobang yang lagi penasaran ini sekarang malah mau dikasih Bapak dulu, ya?” tanya lagi Pak Suryo dengan membalas meremasi gundukan vagina Lasmi.
“Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli..” baru diremas sebentar saja, Lasmi yang memang sedang terangsang penasaran sudah langsung gemetaran suaranya, “Ayoo Pak.. buka juga Bappak punya..” lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya.
“Las bilang aja terus terang barusan Bapak manggil minta dipijetin jadi Mas Indra ngasih ijin ke sini.”
“Oh ya? Bukannya Bapak tadi liat kamu lagi kusut, baru mau maen apa udah selesai?”
“Tadinya emang mau maen, tapi baru mau dimasukin udah keburu Bapak ngetok pintu..”
“Waduh maaf kalo gitu. Lagi kepengen-kepengennya langsung disetop begitu kan penasaran.”
“Malah kebeneran Pak.. kan terusannya bisa dapet ini yang lebih mantep lagi.” kata Lasmi sambil menjulurkan tangannya meremasi penis Pak Suryo.
“Jadi, lobang yang lagi penasaran ini sekarang malah mau dikasih Bapak dulu, ya?” tanya lagi Pak Suryo dengan membalas meremasi gundukan vagina Lasmi.
“Iya, iya Paak.. di situ yang aku kepengenn sekalli..” baru diremas sebentar saja, Lasmi yang memang sedang terangsang penasaran sudah langsung gemetaran suaranya, “Ayoo Pak.. buka juga Bappak punya..” lanjutnya dengan terburu-buru melepas bajunya.
Pak Suryo
menyusul hanya tinggal melepas celana dalamnya tapi Lasmi sudah lebih
dulu selesai. Dan baru saja penis Pak Suryo bebas Lasmi sudah berlutut,
menangkap batang itu langsung mencaplok mengisap-isapnya dengan rakus.
Diserbu rangsangan begini batang itu cepat saja mengeras dan Lasmi
seperti tidak ingin membuang-buang waktu. Dia naik duluan menelentang
dan mengangkang memasang vaginanya siap untuk segera dimasuki. Sampai di
bagian ini semua memang bisa serba cepat tapi pada giliran batang akan
dimasukkan mau tidak mau tempo harus diperlambat. Sebab meskipun sudah
terbiasa tapi penis ukuran lebih besar dari suaminya ini tetap saja
tidak bisa langsung main tancap sekaligus. Perlu hati-hati dan harus ada
kerja sama untuk saling menggesek dan memutar membuat lebih licin dalam
beberapa waktu, sekalipun rahang Lasmi sudah gemetaran kaku menunggu
lewatnya masa itu sebelum mendapatkan rasanya. Tapi kalau batang sudah
tertancap dalam dan Lasmi sudah bisa menyesuaikan ukurannya. Hmm..
jangan bilang lagi nikmatnya. Langsung gayanya berubah kontras sewaktu
mulai dipompa oleh Pak Suryo.
“Hhss.. aduuhh tobatt aku Paak..
hahgh ooghh.. kontol kok dalem sekali Pak.. tobat akuu.. ampun Bapaak,
gedee sekalli aduuh.. Pakk..” Nada suara Lasmi merintih-rintih mengaduh
ampun tobat, ditambah lagi dengan gayanya yang meliuk-liuk mata terbalik
seperti orang kesakitan, yang begini kalau didengar dan dilihat Mas
Indra tentu akan menggiris karena mengira istrinya sudah tidak tahan
disiksa oleh Pak Suryo. Apalagi kalau bisa melihat lebih jelas bagaimana
kewanitaan sang istri yang sering diusapi sayang itu, sekarang sampai
sudah dipaksa mekar membulat lantaran menampung besar keliling batang
dan itu pun masih harus lagi disodok-sodok kasar seperti tidak mengenal
belas kasihan. Tentu, kalau belum mengerti Mas Indra pasti tambah
menggiris melihatnya. Padahal kebalikan dari ini justru Lasmi sedang
tenggelam dalam nikmat yang mengasyikan saat itu.
Pak Suryo sudah
hafal benar gaya Lasmi, makin dipompa keras makin dirasakan enak bagi
Lasmi, dan gaya ini juga malah menimbulkan rangsangan tersendiri bagi
Pak Suryo untuk membawanya tiba menuju puncak permainan bersama Lasmi.
Terlebih kalau Lasmi sudah meminta tambahan rangsangan baru di bagian
susunya, itu tanda dia sudah akan mendekati orgasmenya. “Heg.. yaang
kerass Pak.. shh iya gittu.. aduh.. sshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak..
aahgh.. sshgh.. Iyya Pakk Laas udah keluarr.. aduhh.. hghshh.. hrrgh..”
Goal55-Banner-Besar
Seiring remasan tangan Pak Suryo di susunya diperkeras, Lasmi pun tiba orgasmenya. Di bagian ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada yang biasanya diperlakukan Mas Indra dengan gemas-gemas sayang ini di tangan Pak Suryo diremasi tidak tanggung-tanggung lagi. Tidak ubahnya seperti sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu sampai meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari tangan besar Pak Suryo. Malah waktu mengiringi orgasmenya Lasmi terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seolah-olah tubuhnya terangkat-angkat oleh tarikan Pak Suryo yang mencengkeram kedua bukit daging itu. Pokoknya jika bisa melihat secara keseluruhan bagaimana cara Pak Suryo mengasari istrinya, Mas Indra bisa pingsan dibuatnya. Tapi justru begini yang paling disukai Lasmi karena dia merasa seolah-olah seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa.
Goal55-Banner-Besar
Seiring remasan tangan Pak Suryo di susunya diperkeras, Lasmi pun tiba orgasmenya. Di bagian ini nampaknya lebih sadis lagi. Sebab buah dada yang biasanya diperlakukan Mas Indra dengan gemas-gemas sayang ini di tangan Pak Suryo diremasi tidak tanggung-tanggung lagi. Tidak ubahnya seperti sedang menggilas baju di papan cucian, kedua daging kenyal itu sampai meleot-leot sesekali mencuat putingnya dari sela-sela jari tangan besar Pak Suryo. Malah waktu mengiringi orgasmenya Lasmi terlonjak-lonjak dengan dada membusung, di situ seolah-olah tubuhnya terangkat-angkat oleh tarikan Pak Suryo yang mencengkeram kedua bukit daging itu. Pokoknya jika bisa melihat secara keseluruhan bagaimana cara Pak Suryo mengasari istrinya, Mas Indra bisa pingsan dibuatnya. Tapi justru begini yang paling disukai Lasmi karena dia merasa seolah-olah seluruh kepuasannya dibetot keluar tanpa tersisa.
Rupanya
‘kesadisan’ Pak Suryo belum selesai. Sesaat setelah Lasmi selesai
berorgasme maka giliran Pak Suryo yang mengambil bagiannya. Tapi
menjelang tiba di saat ejakulasinya tiba-tiba dia mencabut batangnya dan
langsung tegak berlutut sambil menarik kedua lengan Lasmi membawanya
terikut bangun duduk. Lasmi sempat bingung tapi ketika Pak Suryo
menjambak rambutnya dan menarik kepalanya mendekatkan ke penisnya,
segera dia mengerti maksud Pak Suryo, apalagi Pak Suryo juga menjelaskan
lewat kata-katanya. “Ayyo Las, isepin Bapak sampe keluarr..” Tanpa
ragu-ragu Lasmi langsung mencaplok dan melocok batang itu dengan
mulutnya. Tentu tidak bisa semua, hanya tertampung bagian kepalanya saja
tapi ini sudah cukup bagi Pak Suryo untuk bisa menyalurkan kepuasannya.
Dan begitu kepala batang itu mengembang, sedetik kemudian dia pun
menyemburkan cairan maninya tumpah di mulut Lasmi. Agak tersekat Lasmi
dengan semprotan tiba-tiba ini, serasa ingin mencabut kepalanya tapi
tangan Pak Suryo menekan kepalanya tidak ingin melepaskan kuluman
mulutnya sehingga mani yang tumpah itu pun tertelan semua oleh Lasmi.
Ini baru pertama kali dia melakukan hal ini sehingga ketika permainan
berakhir dan Lasmi bisa melepas mulutnya, langsung meringis aneh
mukanya.
“Kenapa Las, nggak enak ya rasanya?” tanya Pak Suryo geli.
“Asin rasanya Pak..” jawab Lasmi terikut geli.
“Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu nanti bisa ketauan sama Masmu.”
“Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok..”
“Kalo sering-sering emang kenapa?”
“Ya bagaimana Bapak.. Emang enak sih dikeluarin pake mulut?” kata Lasmi dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas permainan ini.
“Oo.. sama Lasmi sih pasti enak aja.” jawab Pak Suryo sambil ikut bangun menyusul Lasmi.
“Asin rasanya Pak..” jawab Lasmi terikut geli.
“Maaf ya? Terpaksa Bapak tumpahin di mulut, soalnya kalo di lobangmu nanti bisa ketauan sama Masmu.”
“Nggak pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok..”
“Kalo sering-sering emang kenapa?”
“Ya bagaimana Bapak.. Emang enak sih dikeluarin pake mulut?” kata Lasmi dengan bergerak bangun untuk ke kamar mandi mencuci bekas-bekas permainan ini.
“Oo.. sama Lasmi sih pasti enak aja.” jawab Pak Suryo sambil ikut bangun menyusul Lasmi.
Selepas beristirahat sebentar Lasmi pun kembali ke kamarnya menemui
suaminya. Tentu saja dengan bersandiwara seolah-olah dia tidak ada
apa-apa dengan permainan bersama Pak Suryo. Begitu datang dia langsung
menubruk Mas Indra dengan gaya tidak sabaran menggerayangi penis Mas
Indra. Jelas gaya yang membuat Mas Indra bangga padahal justru yang
terjadi kebalikannya, sebab barusan mengalami hal yang paling asyik
kemudian turun ke yang biasa. Lasmi dalam senggama berikutnya bersama
Mas Indra hampir-hampir tidak ada rasanya sama sekali. Hanya gayanya
saja yang tetap meyakinkan bahwa dia sudah terpuaskan dengan Mas Indra,
tapi kecuali sempat terangsang sedikit Lasmi tidak sampai mengalami
orgasme dengan suaminya. Meskipun begitu dia tidak penasaran karena
sudah terbayang sepeninggal Mas Indra besok pagi ke kantornya, dia akan
minta lagi pada mertuanya untuk meluapkan kerinduannya.
Begitu,
dalam enak dirasakannya bersetubuh dengan sang mertua yang punya batang
panjang bisa mengilik jauh ke dalam rahimnya, Lasmi praktis jadi
ketagihan untuk mengulang setiap kali ada kesempatan bisa mencuri-curi.
This entry was posted in Cerita ABG, Cerita Janda, Cerita Perawan, Cerita Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang and tagged ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus.
This entry was posted in Cerita ABG, Cerita Janda, Cerita Perawan, Cerita Perkosaan, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang and tagged ABG Bispak Telanjang, Bokep Indonesia, Cerita Dewasa, Cerita Ngentot Janda, Cerita Ngentot Pembantu, Cerita Ngentot Perawan, Cerita Panas, Cerita Pemerkosaan, Cerita Seks Indonesia, Cerita Seks Sedarah, Cerita Selingkuh, Cerita SEX, Cerita Skandal, Cerita Tante Girang, Cewek Telanjang, Foto Bugil, Memek Perawan, Tante Girang, Toket Gede Mulus.
Download Video bokep terbaru, Free Download Video Sex, Download Bokep Indo, Cerita Sex,Bokep indonesia - tante - jilbab -
bokep275.blogspot.com|Oleh clone hot